Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).
KAUM Muslim itu bersaudara. Hal itu telah dinyatakan baik di dalam al-Quran maupun as-Sunnah.
Konsekuensinya, setiap Muslim wajib memiliki perhatian dan kepedulian kepada saudaranya sesama Muslim.
Dalam hal ini Hudzaifah bin al-Yaman ra. berkata:
مَن لَمْ يهتَمَّ بأمرِ المُسلِمينَ فليس منهم
“Siapa saja yang tidak mempedulikan urusan kaum Muslim, dia tidaklah termasuk golongan mereka.” (HR ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Awsaath, 7/270; Al-Mundziri, At-Targhiib wa at-Tarhiib, 3/35).
Begitu pentingnya perhatian dan kepedulian kepada sesama Muslim, Imam Al-Haris al-Muhasibi rahimahulLaah sampai berkata:
والله لو كان الوقت يشترى بالمال لأنفقت كل أموالي غير خاسر أشتري بها أوقاتًا لخدمة الإسلام والمسلمين. (علي بن نايف الشحود في كتابه الوقت وأهميته في حياة المسلم، 1\160).
“Demi Allah. Andai waktu bisa dibeli dengan uang, aku akan membelanjakan semua hartaku–tanpa merasa rugi–untuk membeli waktu demi melayani Islam dan kaum Muslim.” (Ali bin Nayf asy-Syuhud, Al-Waqt wa Ahammiayatuhu fii Hayaah al-Muslimiin, 1/160).
Demikianlah. Karena begitu besarnya kepedulian kepada Islam dan sesama Muslim, Imam al-Mubasibi seolah merasa kurang diberi waktu setiap hari 24 jam hingga beliau berandai-andai bisa membeli banyak waktu lagi. Semua itu demi melayani Islam dan kaum Muslim.
Bagaimana dengan kita?
Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah, ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib. []