Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

BARANGKALI banyak di antara kita lupa bahwa setiap malam Allah SWT sesungguhnya  “mengabsen” kita dan mencari-cari kita di tengah-tengah barisan orang-orang yang bangun malam. 

Tentang hal ini Rasulullah saw. bersabda:

إذا مضى شطر الليل أو ثلثاه ينزل الله تبارك وتعالى إلى السماء الدنيا، فيقول: هل من سائل يعطى؟ هل من داع يستجاب له؟ هل من مستغفر يغفر له؟ حتى ينفجر الصبح (رواه مسلم)

Jika telah berlalu setengah atau dua pertiga malam, Allah SWT turun ke langit dunia. Lalu Allah SWT berfirman, “Adakah orang yang meminta (kepada-Ku)? Niscaya Aku beri dia. Adakah orang yang berdoa (kepada-Ku)? Niscaya Aku kabulkan doanya. Adakah orang yang memohon ampunan (kepada-Ku)? Niscaya Aku ampuni (dosa-dosanya).” Hal itu terus berlangsung hingga tiba waktu subuh (HR Muslim).

Pertanyaannya: Apakah kita selalu hadir bersimpuh dan bersujud di hadapan-Nya? Ataukah kita justru sering absen/tidak hadir saat Allah SWT mencari dan memanggil-manggil kita setiap malam?

Alhasil, yuk jangan sampai setiap malam kita terlalu sering absen/tidak hadir bersimpuh dan bersujud di hadapan-Nya. Apalagi jika kita merasa sangat membutuhkan ampunan, karunia dan pertolongan-Nya.

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib. []