Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).
SETIAP Muslim tentu wajib selalu bersabar dalam menghadapi musibah. Sabar menghadapi musibah sesungguhnya berbuah pahala dan penghapusan dosa. Bahkan besarnya pahala adalah sesuai dengan kadar besarnya musibah (ujian/cobaan). Sabda Nabi saw.:
“Tiada seorang Muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat bagi dia kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR al-Bukhari).
“Tiada seorang Mukmin yang ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR al-Bukhari).
“Siapa saja yang Allah kehendaki kebaikan bagi dirinya maka dia akan diuji (dengan suatu musibah).” (HR al-Bukhari).
Musibah juga merupakan cara Allah SWT untuk menunjukkan cinta-Nya kepada suatu kaum. Sabda Nabi saw., “Sesungguhnya Allah SWT, jika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang bersabar, kesabaran itu bermanfaat bagi dirinya. Siapa saja yang murka, Allah pun murka kepada dirinya.” (HR at-Tirmidzi).
Lebih dari itu, musibah sesungguhnya dimaksudkan untuk mengetahui kualitas keimanan dan ketakwaan hamba-hamba-Nya. Sabda Nabi saw., “Allah SWT menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada yang kurang dari itu (mutunya). Iulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam. Itulah yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR ath-Thabrani).
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []
=======================================
Yuk Gabung Channel ⤵
Whatsapp : https://s.id/ariefbiskandar
Telegram : https://t.me/ariefbiskandar
➡ Website Resmi:
https://ariefbiskandar.com
Yuk Beramal Jariyah ⤵:
berbagi.link/amaljariyah
Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.