Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).
BAGAIMANA perasaan Anda saat bersaing dalam sebuah tender untuk memperebutkan proyek yang amat Anda harapkan dan Anda kalah, padahal Anda sudah berusaha mati-matian? Bagaimana pula perasaan Anda ketika wanita yang Anda idam-idamkan jatuh ke pelukan pria lain dan menikah dengan pria tersebut, padahal Anda sudah berusaha keras meraih hati wanita yang Anda cintai itu? Tentu perasaan kecewa atau marah mungkin sempat merasuk ke dalam dada Anda.
Bagaimana pula jika Anda ditimpa musibah entah kebakaran rumah, kehilangan mobil/motor Anda, ditinggalkan orang yang amat Anda cintai, atau dipecat dari perkerjaan? Tentu Anda pun akan merasa sedih atau malah prustasi.
Tentu rasa sedih atau kecewa adalah manusiawi. Namun, bagi Anda yang mengaku Muslim dan mengimani Allah SWT, tak selayaknya Anda berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan, apalagi sampai prustasi. Sebabnya Allah SWT telah berfirman:
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
…supaya kalian tidak bersedih atas apa saja yang luput dari diri kalian dan tidak pula terlalu gembira dengan apa saja yang telah kalian peroleh (TQS al-Hadid [57]: 23).
Terkait itu, Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya mengutip hadis dari Ibn Mas’ud bahwa Nabi saw. pernah bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidak akan merasakan nikmatnya iman hingga menyadari bahwa apa saja yang menimpa dirinya tidak mungkin keliru dan apa saja yang keliru tidak mungkin menimpa dirinya.”
Kutipan ayat dan hadis di atas sejatinya mengajari kita tentang keyakinan terhadap karunia Allah SWT, sekaligus kesadaran tentang musibah yang menimpa kita. Di satu sisi kita diajari bahwa rezeki tak akan pernah tertukar. Betapapun kerasnya usaha kita, kalau memang bukan rezeki kita, tak mungkin rezeki itu dapat kita raih. Begitu pun sebaliknya. Betapa kerasnya orang menghalang-halangi rezeki kita, pasti mereka gagal. Di sisi lain, musibah pun, jika memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT menimpa kita, tak mungkin kita hindari. Sebaliknya, betapa kerasnya orang menimpakan musibah kepada diri kita, jika memang tidak Allah SWT kehendaki, musibah tersebut tidak akan mengenai kita.
Alhasil, betapa penting setiap Mukmin meyakini dan menerima segala yang telah menjadi qadhâ (ketetapan) Allah SWT. Hanya dengan itu hidupnya akan diliputi ketenangan sekaligus terhindar dari keresahan dan kegalauan.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []
=======================================
📲 Yuk Beramal Jariyah : berbagi.link/amaljariyah
➡ Yuk Gabung Di Channel Telegram : https://t.me/pesantrendarunnahdhah
➡ Yuk Kunjungi Website Pesantren : https://darunnahdhah.or.id/
Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.