Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).
حَفْصَ بْنَ غِيَاثٍ قَالَ: دَخَلَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَلَى مُجَمِّعِ التَّيْمِيِّ قَالَ: فَإِذَا فِي إِزَارِ سُفْيَانَ خَرْقٌ، قَالَ فَأَخَذَ أَرْبَعَةَ دَرَاهِمَ فَنَاوَلَ سُفْيَانَ فَقَالَ: اشْتَرِ إِزَارًا، قَالَ سُفْيَانُ: لَا أَحْتَاجُ إِلَيْهَا، قَالَ مُجَمِّعٌ: صَدَقْتَ أَنْتَ لَا تَحْتَاجُ وَلَكِنْ أَنَا أَحْتَاجُ قَالَ: فَأَخَذَهَا فَاشْتَرَى بِهَا إِزَارًا قَالَ: فَكَانَ سُفْيَانُ يَقُولُ: كَسَانِي مُجَمِّعٌ جَزَاهُ اللَّهُ خَيْرًا
Hafsh bin Ghiyats rahimahulLah berkata:
Aku pernah mendengar Sufyan ats-Tsauri menjumpai Mujammi’ at-Taimi. Saat itu ada bagian yang sobek (bolong) pada kain sarung yang dipakai Sufyan ats-Tsauri. Mujammi’ lalu mengambil uang sebanyak 4 dirham (sekitar Rp 300 ribu) dan memberikan uang tersebut kepada Sufyan ats-Tsauri seraya berkata, “Belilah sarung yang baru.” Sufyan ats-Tsauri menjawab, “Saya tidak membutuhkan uang itu.” Mujammi berkata lagi, “Engkau benar. Engkau memang tidak butuh uang ini. Akulah yang membutuhkannya (agar mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT).” Sufyan ats-Tsauri akhirnya mengambil uang tersebut dan membeli kain sarung yang baru. Ia lalu berkata, “Mujammi telah memberi aku pakaian. Semoga Allah membalas amalnya dengan kebaikan.” (Az-Zuhd li Ahmad bin Hanbal, 2271).
Pesan Moral:
Sering kita berpikir, saat melihat orang yang berpenampilan sederhana (miskin), orang tersebut membutuhkan bantuan (sedekah) kita. Padahal boleh jadi–karena menjaga ‘iffah (kehormatannya)–ia tidak butuh bantuan (sedekah) kita. Kitalah sesungguhnya yang butuh sedekah kita, yakni butuh pahala dari sedekah yang kita keluarkan. Begitulah sikap para ulama salafush-shalih terdahulu, sebagaimana antara lain ditunjukkan Mujammi’ at-Taimi dalam riwayat di atas.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []