Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor)
PERNAHKAH Anda, saat sedang bersantai-ria di ruang kerja Anda, tiba-tiba ada sidak dari atasan atau bos Anda? Anda pun tiba-tiba harus bekerja di bawah tatapan langsung atasan atau bos Anda yang sangat Anda segani bahkan mungkin sangat Anda takuti. Bagaimana rasanya? Anda pasti akan segera memasang ‘sikap sempurna’; kembali ke pekerjaan Anda dengan berusaha menampakkan keseriusan dan kesungguhan. Saat itu Anda mungkin grogi, salah tingkah, dan merasa takut salah. Anda pasti akan sangat hati-hati dalam bekerja. Sejauh mungkin, sekecil apapun kesalahan pasti akan Anda hindari. Apalagi kesalahan fatal? Mengapa? Karena Anda pasti berpikir, besar atau kecil kesalahan yang Anda lakukan di hadapan atasan atau bos Anda sama saja.
Sekarang, bayangkanlah bahwa yang sedang mengawasi Anda, yang sedang menatap dan memperhatikan Anda, adalah Allah SWT, Tuhan Pencipta Anda. Tentu, Allah SWT mengawasi seluruh amal dan gerak-gerik kita setiap hari, setiap waktu, bahkan setiap detik; setiap tarikan nafas kita. Bagaimana rasanya? Sejatinya, Anda akan jauh lebih grogi, lebih salah tingkah dan lebih takut untuk berbuat salah. Anda pasti akan selalu hati-hati agar tidak berbuat kesalahan
dan dosa, termasuk dosa-dosa kecil sekalipun. Pasalnya, sebagaimana kata Imam Hasan al- Bashri, “Persoalannya bukan terletak pada besar-kecilnya dosa, tetapi kepada siapa sesungguhnya kita berdosa? Tentu kepada Tuhan yang sama; kepada Allah SWT.” Artinya, bagi seorang Muslim, jangankan dosa-dosa besar, bahkan dosa-dosa kecil pun akan sejauh mungkin ia hindari. Ia tak pernah menganggap enteng dosa. Mengapa? Karena besar atau kecil, sama-sama dosa kepada Allah SWT, Zat yang sejatinya tak layak kita durhakai.
Alhasil, jika Anda seorang Muslim, renungkanlah sabda Rasulullah saw. berikut:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ مِثْلَ ذُبَابٍ عَلَى أَنْفِهِ فَذَبَّهُ عَنْهُ»
“Sungguh seorang Mukmin melihat dosa-dosanya seperti dia berdiri di hadapan gunung yang menjulang tinggi yang ia khawatirkan runtuh menimpa dirinya. Sebaliknya, seorang pendosa melihat dosa-dosa seperti lalat yang menempel di hidungnya, kemudian ia menepisnya.” (HR Ibn Abi ad-Dunya’).
Wa mâ tawfîqî illâ bilLâh.
=======================================
Yuk Gabung Channel
Whatsapp : https://s.id/ariefbiskandar
Telegram : https://t.me/ariefbiskandar
Website Resmi:https://ariefbiskandar.com/
Yuk Beramal Jariyah :
https://darunnahdhah.or.id/donasi/
Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.