Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

SEMUA ilmu pada dasarnya bermanfaat selama bersumber dari syariah atau sepanjang sesuai syariah. Seseorang yang ilmunya bermanfaat memiliki sejumlah tanda, antara lain: mengamalkan ilmunya, tak suka disanjung atau dipuji, tidak takabur atau sombong kepada orang lain, makin tawaduk saat ilmunya bertambah, tidak suka ketenaran dan hal-hal duniawi secara berlebihan, tidak merasa paling pintar, berusaha “berburuk sangka” kepada dirinya sendiri dan selalu berupaya berbaik sangka kepada orang lain (Fadhl ‘Ilm Salaf, hlm. 56-57).

Sebaliknya, ilmu yang tidak bermanfaat juga akan tampak tanda-tandanya pada seseorang, antara lain: bertambah sombong, ambisius terhadap dunia, sering mendebat orang-orang bodoh, bersaha menarik perhatian orang, merasa diri suci, menolak kebenaran, merendahkan manusia, tetap kukuh dalam kesalahan, memandang orang lain bodoh, mencintai kelebihan diri dan buruk sangka kepada para ulama salaf (Fadhl ‘Ilm Salaf, hlm. 5358).

Menurut Imam al-Ghazali, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang  mendorong orang untuk lebih mencintai akhirat,  yang menambah rasa takut kepada Allah SWT dan yang bisa mengurangi rasa cinta pada dunia (Faydh al-Qadîr, IV/143).

Karena itu setiap orang yang ilmunya tidak mengalihkan dirinya dari kecintaannya pada dunia menuju ke kecintaannya pada akhirat pada dasarnya adalah bodoh. Tentu kita berlindung kepada Allah SWT dari ilmu yang tak bermanfaat (Faydh al-Qadîr, IV/228).

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []

=======================================

📲 Yuk Beramal Jariyah : berbagi.link/amaljariyah
➡ Yuk Gabung Di Channel Telegram : https://t.me/pesantrendarunnahdhah
➡ Yuk Kunjungi Website Pesantren : https://darunnahdhah.or.id/

Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.