Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

ISTIDRAJ adalah pemberian Allah SWT kepada seseorang atas apa yang ia inginkan di dunia ini hingga ia menikmatinya dan ia tenggelam dalam lautan kesenangan. Ia tak menyadari bahwa apa yang ia sangka sebagai kesenangan itu adalah sebuah hukuman yang ditangguhkan agar sehingga ia makin jauh dari Allah SWT. Istidrâj diisyaratkan oleh Allah SWT—terkait dengan tindakan kaum kafir— antara lain di dalam firman-Nya (yang artinya): Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Saat mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun menyiksa mereka dengan tiba-tiba hingga ketika itu mereka terdiam berputus asa (QS  al-An’am [6]: 44).

Banyak  orang, saat mendapatkan jabatan baru, misalnya, bergembira dan bersyukur karena merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Ia tak menyadari bahwa hal itu akan menyusahkan dirinya di kemudian hari. Mengapa? Karena mereka sering mengganggap jabatan sebagai kehormatan, bukan amanah. Berbeda dengan para sahabat Nabi saw. Salman al-Farisi ra., misalnya, saat ditunjuk untuk menjabat sebagai gubernur di suatu daerah, ia justru menangis karena khawatir tidak dapat menjalankan amanah itu dengan baik. Saat tidak lama kemudian ia dicopot dari jabatannya itu, ia justru melakukan sujud syukur karena lepas dari tanggung jawab yang demikian besar itu.

Bagaimana dengan kita?

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []

=======================================

Yuk Gabung Channel ⤵
Whatsapp : https://s.id/ariefbiskandar
Telegram : https://t.me/ariefbiskandar

➡ Website Resmi:
https://ariefbiskandar.com

Yuk Beramal Jariyah ⤵:
berbagi.link/amaljariyah

Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.