Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).
PULUHAN warga sipil di Gaza kembali terbunuh. Ratusan lainnya terluka parah. Di antara mereka adalah anak-anak, juga para wanita. Semua adalah akibat tindakan keji dan membabi-buta oleh rezim Zionis Yahudi/Israel yang membombandir Gaza sejak pekan lalu.
Dunia Kembali Bungkam
Menyaksikan pembantaian umat Islam untuk ke sekian kalinya, dunia kembali bungkam. Para pemimpin dunia tak ada yang bersuara. Seolah tidak terjadi apa-apa. PBB dan lembaga-lembaga HAM dunia juga diam. Demikian pula para penguasa Muslim. Mereka seolah-olah buta dan tuli. Padahal jelas, di mata Allah SWT, jangankan ribuan jiwa, pembunuhan satu orang saja tanpa haq, sama dengan membunuh seluruh manusia. Allah SWT berfirman:
مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا
Siapa saja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia (TQS al-Maidah [5]: 32).
Bahkan jika yang terbunuh adalah seorang Muslim, maka itu adalah peristiwa yang jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kehancuran dunia ini. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ.
Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).
Sampai Kapan Umat Jadi Korban?!
Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Jelas, Gaza bukan tragedi pertama—bahkan mungkin bukan yang terakhir—yang menimpa umat Islam. Sebelum ini, bahkan hingga kini masih sedang berlangsung tragedi pembantaian umat Islam di Suriah, Myanmar (Burma), Xinjiang (Cina), Kashmir (India), Afrika, Irak dan lain-lain.
Dengan seabreg penderitaan umat di berbagai belahan dunia itu, khususnya yang dialami kaum Muslim di Suriah saat ini, kita patut bertanya: Siapa yang membela? Tidak ada. Apakah PBB? Tidak. Apakah lembaga HAM dunia. Tidak. Apakah para penguasa Arab dan Muslim? Adakah dari para penguasa Arab dan Muslim itu yang berani menjadi “lelaki” meski cuma sehari saja? Juga tidak. Mereka tak ubahnya banci. Tak punya nyali sedikit pun; kecuali sekadar mengutuk. Itu pun sekadar kedok untuk menutupi sikap pengecut mereka. Lebih dari itu tidak mereka lakukan, seperti mengerahkan pasukan militer untuk menghentikan serangan Zionis Yahudi/Israel, sang penjagal Muslim Palestina. Padahal jelas, Palestina bertetangga dengan negara-negara Arab.
Lalu mengapa para penguasa Muslim dan Arab tidak bergerak sedikitpun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi/Israel?
Jawabannya:
Pertama, inilah dampak buruk nasionalisme dan nation state. Akibat nasionalisme dan nation state, ukhuwah islamiyah hilang entah kemana. Masing-masing negeri Muslim, khususnya para penguasa mereka, hanya mementingkan diri mereka sendiri. Mereka tak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri Muslim lainnya seperti Suriah, Irak, Myanmar, dll.
Kedua, kebanyakan para penguasa Muslim dan Arab adalah antek Barat, khususnya AS dan Rusia. Wajar jika mereka cenderung membiarkan—bahkan mendukung—kebijakan tuan-tuan mereka meski jelas-jelas dalam rangka membunuhi kaum Muslim di berbagai negeri Islam, khususnya di Palestina.
Sekitar dua-tiga tahun lalu Saudi memang menggagas pembentukan aliansi militer yang melibatkan 34 negara Muslim. Namun, kiprahnya tak terdengar sedikit pun saat kaum Muslim Myanmar, kaum Muslim Suriah dan kaum Muslim Palestina dibantai seperti saat ini. Mengapa? Karena sejak awal aliansi ini dibentuk dalam rangka menangkal “terorisme” dalam makna yang dikehendaki Amerika dan Barat sebagai tuan-tuan mereka. Bukan untuk menghabisi teroris sejati semacam Zionis Yahudi/Israel. Apalagi gembong teroris Amerika dan Rusia. Sejauh ini mereka hanya pandai mengecam dan mengutuk. Sebagian lagi diam seribu Bahasa. Bahkan menjalin hubungan kerjasama dengan Zionis Yahudi/Israel, yang notabene salah satu alat Amerika di Timur Tengah.
Umat Butuh Khilafah Segera!
Dengan semua tragedi yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia ini, umat makin membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sebabnya jelas, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Imam (Khalifah) itu laksana perisai; kaum Muslim diperangi (oleh kaum kafir) di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya (HR Muslim).
Apa yang disabdakan Rasulullah saw. di atas dibuktikan dalam sejarah antara lain oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang sukses menaklukkan Kota Amuriyah, kota terpenting bagi imperium Romawi saat itu, selain Konstantinopel.
Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’âtsir al-Inâfah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan kota itu pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.
Menurut Ibn Khalikan dalam Wafyah al-A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kâmil fî at-Târîkh, saat berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah, saat itu sang Khalifah sedang berada di atas tempat tidurnya. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya seraya berkata, “Aku segera memenuhi panggilanmu!”
Tidak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah. Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya berhasil dibunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Khalifah pun berhasil membebaskan wanita mulia tersebut. Khalifah lalu berkata di hadapan wanita itu, “Jadilah engkau saksi untukku di depan kakekmu (Nabi Muhammad saw.), bahwa aku telah datang untuk membebaskan kamu.”
Semoga Allah SWT merahmati Al-Mu’tashim Billah.
Bagaimana dengan para penguasa Arab dan Muslim? Sekali lagi: Adakah di antara mereka yang berani menjadi “lelaki” meski hanya sehari saja? Tidak ada. Mereka semua tetap memilih menjadi banci!
Alhasil, sekali lagi, umat memang butuh Khilafah, juga seorang khalifah seperti Al-Mu’tashim Billah. Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki memiliki Khilafah. Juga pemimpin pemberani yang mengayomi seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang akan menaklukkan Amerika, Eropa, Rusia, Cina juga Zionis Yahudi/Israel; menyatukan berbagai negeri Islam; menjaga kehormatan kaum Muslim; dan menolong kaum tertindas.
Insya Allah, masa yang mulia itu akan segera tiba karena memang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah saw.:
ثُمّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
Kemudian akan datang kembali masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian (HR Ahmad).
Wama tawfiqi illa bilLah wa ‘alayhi tawakaltu wa ilayhi unib. []