Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

HANCURNYA agama Anda, kata Syaikh Abdul Qadir Jailani, adalah karena 4 hal: (1) Anda tidak mengamalkan apa yang Anda ketahui; (2) Anda mengamalkan apa yang Anda tidak ketahui; (3) Anda tidak mencari tahu apa yang Anda tidak ketahui; (4) Anda menolak orang yang mengajari Anda apa yang tidak Anda ketahui (Jailani, Al-Fath ar-Rabbani wa Faydh ar-Rahmani, hlm. 43. Beirut: 1998).

1. Tidak mengamalkan apa yang diketahui.

Allah SWT telah mencela orang yang banyak tahu agama, bahkan banyak ngomong masalah agama, tetapi tidak melaksanakan apa yang dia ketahui dan sering dia diomongkan (QS ash-Shaff [61]: 3).

Lebih dari itu, banyak tahu agama tetapi tidak mengamalkannya adalah sia-sia. Sebabnya, Allah SWT menilai seseorang bukan dari ilmunya (yang banyak), tetapi dari kebaikan amalnya (QS al-Mulk [67]: 2).

Karena itu sangat disayangkan jika orang banyak tahu agama tetapi sedikit mengamalkan agamanya. Misal: Banyak Muslim yang tahu bahwa shalat, shaum dan zakat itu wajib, namun mereka tidak melaksanakannya. Banyak Muslimah yang tahu menutup aurat/berjilbab itu wajib, tetapi enggan melakukannya. Banyak pejabat, pegawai pemerintah, polisi, jaksa, hakim dll yang tahu suap dan korupsi itu haram/dosa, namun mereka tetap melakukannya.

2. Mengamalkan apa yang tidak diketahui.

Tak sedikit orang yang awam agama melakukan banyak hal yang dia sendiri tidak tahu status hukumnya; apakah halal atau haram. Misal: Tak sedikit Muslim berbisnis saham/valas, melakukan transaksi kredit barang lewat lembaga leasing seperti menjamur saat ini, terlibat dalam bisnis asuransi, menjadi staf keuangan bank berbasis riba, dll. Semua itu mereka lakukan karena mungkin tidak tahu keharamannya. Padahal Rasulullah saw.  telah bersabda, ”Siapa saja yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka tertolak (haram, pen.).” (HR Muslim).

3. Tidak mencari tahu apa yang tidak diketahui.

Banyak Muslim/Muslimah yang sadar dirinya awam dalam agama, tetapi tidak terdorong untuk mendalami agama (taffaquh fi ad-din). Mereka seolah enjoy dengan kebodohannya dalam agama.

4. Menolak orang yang mengajari apa yang tidak diketahui.

Tak sedikit Muslim yang—karena kesombongannya—menolak ketika orang lain mengajari (baca: mendakwahi)-nya. Padahal Rasulullah saw. telah bersabda (yang artinya), ”Sombong itu menolak kebenaran.” (HR Muslim dan Abu Dawud).

Tak sedikit pula yang enggan belajar kepada orang lain hanya karena orang lain itu lebih muda, karena lebih rendah tingkat pendidikan formalnya, atau karena faktor-faktor lain.

Itulah perkara yang membinasakan agama. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []

=======================================

📲 Yuk Beramal Jariyah : berbagi.link/amaljariyah
➡ Yuk Gabung Di Channel Telegram : https://t.me/pesantrendarunnahdhah
➡ Yuk Kunjungi Website Pesantren : https://darunnahdhah.or.id/

Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.