Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

SUNGGUH, terlalu banyak nikmat Allah SWT yang telah kita rasakan. Tak mungkin nikmat itu benar-benar kita syukuri. Pasalnya, saat kita mampu bersyukur atas nikmat, itu pun merupakan nikmat yang juga wajib kita syukuri. 

Allah SWT berfirman (yang artinya): Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) untuk kalian, tetapi jika kalian kufur nikmat, azabku sesungguhnya amat pedih  (QS Ibrahim [14]:7)

Jika bersyukur itu wajib, lalu bagaimana caranya? Bersyukur kepada Allah SWT itu ada tiga cara. Pertama: Bersyukur dengan kalbu, yakni dengan selalu berzikir dan ber-taqarrub kepada Allah SWT sebagai Zat Pemberi nikmat. Kedua: Bersyukur dengan lisan, yakni dengan banyak memuji Allah SWT dengan kalimat-kalimat thayyibah, terutama dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah. Ketiga: Bersyukur dengan tindakan, yakni dengan banyak beribadah kepada Allah SWT serta selalu bersikap pasrah, tunduk dan taat kepada-Nya dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya

Harus disadari, seseorang tidak dikatakan bersyukur jika belum mampu menjadikan nikmat yang telah ia terima sebagai sarana untuk mahabbah (cinta) kepada sang Pemberi nikmat, yakni Allah SWT (Syarh al-Hikam al-‘Atha’ilah, hlm. 64).

Jadi, sudahkah kita termasuk hamba-hamba Allah SWT yang selalu bersyukur, baik saat lapang maupun sempit, saat senang maupun susah, saat bahagia ataupun sengsara?

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []

=======================================

Yuk Gabung Channel ⤵
Whatsapp : https://s.id/ariefbiskandar
Telegram : https://t.me/ariefbiskandar

➡ Website Resmi:
https://ariefbiskandar.com

Yuk Beramal Jariyah ⤵:
berbagi.link/amaljariyah

Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.