Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar

(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

SUATU ketika, karena amat lapar, Abu Bakar ash-Shiddiq segera menyambar sekaligus melahap makanan yang dihidangkan oleh pembantunya. Ini, tentu saja, di luar kebiasaan beliau yang selalau berhati-hati terhadap kehalalan makanan. Setelah beberapa suap makanan masuk ke mulut beliau, lalu ke tenggorokan dan terus berjalan menuju perut beliau, beliau tiba-tiba sadar. Beliau lalu bertanya kepada pembantunya, “Dari mana makanan ini?” Pembantunya menjawab, “Dulu sebelum masuk Islam, saya biasa mendatangi seorang dukun. Kemarin saya berjumpa dengan dia, lalu dia menghadiahi aku makanan ini.”

Mendengar itu, Abu Bakar ash-Shiddiq terperanjat. Sepontan, beliau lalu memasukkan jari-jemarinya ke tenggorokannya. Beliau berusaha memuntahkan kembali makanan yang baru saja beliau lahap. Seketika, seluruh isi perutnya keluar, tak tersisa lagi sedikit pun (HR al-Bukhari).

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah di atas? Satu hal yang pasti, Abu Bakar ra. adalah salah seorang Sahabat Rasulullah saw. yang dijamin masuk surga. Kekhawatirannya yang amat besar terhadap hal-hal yang syubhat tentu merupakan cermin ketakwaannya sebagai ahli surga itu.

Bagaimana dengan kita? Sayang, perkara-perkara syubhat, bahkan haram, khususnya menyangkut bagaimana memperoleh ‘sesuap makanan’ (baca: muamalah), justru tak banyak dipahami oleh kaum Muslim. Kalaupun sebagian muamalah haram itu sudah dipahami dan mungkin ditinggalkan—seperti riba—sebagian besar muamalah yang lain masih banyak tidak dipahami sehingga masih banyak dilakukan. Seolah-olah, dosa muamalah hanyalah riba. Padahal selain riba, muamalah seperti asuransi, koperasi, perseoran dan bursa saham, kredit konvensional yang melibatkan lembaga leasing, kemitraan bisnis kapitalis, dll adalah di antara muamalah yang batil. Sayang, semua itu masih banyak dilakukan oleh umat Islam. Tentu, bentuk-bentuk muamalah yang batil ini haram/dosa. Tentu pula, dosa hanya akan memasukkan pelakunya ke dalam azab api neraka. Tidakkah kita merasa takut?

Lalu bagaimana dengan sabda Rasul saw. berikut yang mengabari kita tentang betapa dahsyatnya azab akhirat:

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لـرَجُلٌ تُوضَعُ عَلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ، يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

Sesungguhnya siksaan paling ringan yang dialami penduduk neraka pada Hari Kiamat nanti adalah sebagaimana yang dirasakan oleh seseorang yang diletakkan di bawah kedua telapak kakinya kerikil neraka, hal itu sanggup menjadikan otaknya bergolak (HR al-Bukhari).

Na’dzu bilLâhi min dzâlik.

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []

=======================================

📲 Yuk Beramal Jariyah : berbagi.link/amaljariyah
➡ Yuk Gabung Di Channel Telegram : https://t.me/pesantrendarunnahdhah
➡ Yuk Kunjungi Website Pesantren : https://darunnahdhah.or.id/

Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.