Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor)
BismilLâh ar-Rahmân ar-Rahîm (Atas nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
Kalimat di atas menjadi pembuka Surat al-Fatihah sekaligus seluruh surat di dalam al-Quran, kecuali surat at-Taubah.
Kalimat ini pun sejatinya biasa kita lafalkan saat kita memulai aktivitas apapun. Sebabnya, Nabi saw. pernah bersabda, “Kullu amr[in] dzî bâl[in] lâ yubda-u bi BismilLâhi Rahmânir Rahîm aqtha’ (Setiap perkara baik yang tidak dimulai dengan ucapan BismilLâhir Rahmânir Rahîm adalah terputus).” (HR Abu Dawud).
Maksudnya adalah terputus dari keberkahan dan rahmat Allah SWT (Ash-Shan’ani, At-Tanwîr Syarh Jâmi’ ash-Shaghîr, 8/163).
Dalam hadis tersebut, tegas Nabi saw. menyatakan, “Setiap perkara baik…”, bukan perkara buruk, yakni perkara yang dicela oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena itu tentu ironis seorang Muslim yang mengucapkan Basmalah saat ia melakukan suatu dosa. Lho, kok bisa? Bisa saja. Faktanya pun banyak. Betapa sering kita menyaksikan, saat seseorang hendak mendatangi akad kredit (ribawi) dengan bank, misalnya, ia mengucapkan Basmalah. Begitu pun saat menandatangi akad kredit barang via leasing, akad asuransi, dsb yang nyata-nyata haram.
Tentu, saat ia mengawali akad transaksi yang mengandung dosa tersebut dengan mengucapkan Basmalah, hal itu tidak akan mengubah tranksaksi tersebut menjadi baik dan halal.
Begitu pula saat seorang wanita Muslimah yang tak menutup aurat mengucapkan Basmalah saat hendak berangkat kerja dalam rangka menambah pendapatan keluarga. Penghasilannya mungkin bisa menghasilkan pahala jika diniatkan sedekah untuk membantu suaminya. Namun, keluarnya ia dari rumah dengan memamerkan aurat adalah bentuk maksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang telah mewajibkan dirinya untuk berkerudung (QS an-Nur [24]: 31) dan berjilbab (QS al-Ahzab [33]: 59). Tindakan dosa dengan membuka aurat saat berangkat kerja itu tentu tidak akan berubah menjadi baik meski dia awali dengan ucapan Basmalah.
Di sisi lain, sejatinya saat Anda memulai aktivitas apapun dengan mengucapkan Basmalah, berarti Anda beraktivitas atas nama Allah SWT. Lalu layakkah aktivitas yang dinisbatkan atas nama Zat Yang Mahabaik itu sesuatu yang sia-sia, buruk bahkan mengandung unsur dosa? Tentu tidak. Jika itu yang kita lakukan, sejatinya kita telah merendahkan dan menghinakan Allah SWT, Zat Yang Mahabaik dan hanya layak menerima sesuatu yang baik dari makhluk-Nya. Itulah yang disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad saw., “InnalLâha Jamîl[un] yuhib al- jamâl (Allah Mahabaik dan hanya menyukai kebaikan).” (HR Ahmad).
Wa mâ tawfîqî illâ bilLâh.
=======================================
Yuk Gabung Channel
Whatsapp : https://s.id/ariefbiskandar
Telegram : https://t.me/ariefbiskandar
Website Resmi:https://ariefbiskandar.com/
Yuk Beramal Jariyah :
https://darunnahdhah.or.id/donasi/
Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.